Minggu pagi yang cerah ini akan diawali Nissa dengan berlari pagi mengelilingi komplek GRAHA MUTIARA PERMAI. Dari blok satu ke blok yang lain dia lewati, dengan hot pants, tanktop yang ditutupi jacket sport, sepatu sportnya, dan tidak ketinggalan headphone dan mp4 di saku celananya. Dia berlari-lari kecil terus sampai berhenti ditaman komplek yang ramai karena anak* balita banyak yang bermain di play ground tersebut. Berhenti untuk sejenak istirahat dan melihat anak* lucu itu bermain. Didekat taman terdapat took, Nissa pun mampir sebentar disana untuk membeli sebotol air mineral saat dia pergi dari toko tersebut baru saja berbalik tiba-tiba “ciiiiiiiiiit” suara rem sepeda berdecit dengan mendadak. Ternyata sesosok lelaki pengguna tersebut HAMPIR saja menabrak anak kecil yang sedang mengambil bola ditengah jalan yang tampak sepi itu “eh kamu mas! Kalo naik sepeda pelan* dong. Lihatin jalannya udah tau banyak anak* disini. Mikir dong mas!” Nissa sontak mengomel kepada pengguna sepeda tersebut sambil mengelus anak kecil itu, memastikan dia agar tidak menangis “sayang, kamu gakpapa kan?” kata Nissa yang melungkup duduk agar setara dengan anak kecil itu sambil menyodorkan permen Lollipop “egak papa kakak” anak itu tersenyum “yaudah sana main lagi, hati* ya sayang” Nissa menyuruh anak itu pergi ke taman lagi “makasih kakak” anak itu mencium pipi Nissa. “eh mas, hati* ya! Untung anak itu gpp* NIssa tetap saja mengomel . “iya ah, bawel lu” jawab cowok itu jutek “ah rese lu! Udah sana pergi!” Nissa mengusir cowok itu “tanpa elo suruh juga gue bakal pergi!” kata cowok itu sambil menngoes sepedanya “dasar ya cowok! Sukanya bikin cewek ngomeel aja! Heran gue! Udah ah, mending langsung balik aja kerumah” kata Nissa yang masih kesal karena perlakuan cowok tersebut. Nissa pun pulang dengan berlari kecil, dengan sebotol air mineral ditangannya. Sesampainya didepan pintu pagar dia bertemu lagi dengan cowok pengendara sepeda. “elo?” ucap mereka bebarengan sambil saling menunjuk. Nissa akhirnya yang memulai pembicaraan terlebih dahulu “elo tetangga baru gue?!” “iya gue tetangga baru, baru pindah kesini kemaren. Kenapa? Gak suka?” ujar cowok tersebut dengan menampakkan wajah malas. “iya gue gak suka! Terus kenapa?!” Nissa makin panas . “ya itu sih terserah elo! Intinya gue tinggal disini! TITIK! PAHAM LO!” saat mereka sedang berantem diluar tiba-tiba mama Nissa keluar. “nisa ada apa sih?” sambil memegang tangan Nissa. “tau ah mah, Nissa mau kedalem aja mah. BT” NIssa langsung masuk meninggalkan mama dan pengguna sepeda tersebut. “kamu eca kan?” Tanya Mama sambil berjalan menuju cowok itu. “iya, tante. Tante Sinta kan?” “iya, za. Kamu udah gede ya sekarang beda sama dulu. Masih cupu, ingusan, cengeng pula. Haha” “ah tante bisa aja (sambil menyalami mama) itu rumah tante ya. Berari cewek tadi … “ belum sempat cowok itu berbicara mama langsung saja bilang “iya za, itu Nissa. Sahabat kamu waktu kamu bayi sampe smp. Masa sahabat lupa sih?” yap bener. Cowok itu adalah Reza atau yang sering dipanggil Eca dia adalah sahabat kecil Nissa, merek terpisah saat kenaikan masuk jenjang SMA , ayah reza dipindahkan ke Makassar, sedangkan ayah NIssa pindah ke Bandung. “masa iya tante? Beda banget nte gak kayak dulu. Tambah cantik” reza nyengir “haha iya dong, siapa dulu mamanya.” Mereka sedang asyik bercanda dan berbincang diluar sedangkan didalam rumah NIssa kesal melihat Mama dan cwok itu dekat, apalagi sedekat itu. NIssa melihat dari balkon kamar atas Nissa. “iih! Mama apa*an sih ya, pake akrab banget sama tu cowok rese, cowoknya pula so akrab gitu! AAAAAA” Nissa kesal. Tak lama mama masuk kedalam. Jelas Nissa langsung turun kebawah dan bicara sama mama ttg cowok itu. Nissa membicarakan ttg kejadian tadi pagi, dan sikap jutek cowok tersebut. Mama yang mendengar cerita itu hanya bisa tertawa.
Mama tau kalau sebenarnya Nissa tak mengenali cowok tersebut. Jadi Mama tetap diam dan purapura tidak tahu. Saking jengkelnya Nissa melihat sikap mama yang merespon cerita Nissa sepeti itu, Nissa makin kesal . dan dia berlari ke kamar, lalu mengambil Apple biru miliknya tersebut. Ya itulah Nissa saat dia sedang kesal, sedih, gembira, dia salurkan inspirasi dan seluruh unek*nya menjadi sebuah cerita yang dia ketik didalam Apple birunya tersebut. Dan mulailah dia mengetik, sembari mengetik pandangan dia sesekali tertuju pada kotak biru berukuran sedang tersebut. Nissa pun berjalan menuju benda tersebut dan dia mendapati kalun dan sebuah kotak music yang pernah diberi oleh sahabat kecilnya tersebut. NIssa menggenggam erat kalung itu dan membuka kotak music berwarna biru , Nissa memejamkan matanya mencoba untuk menghayati berapa berartinya kalung angsa putih itu baginya, dan mengembalikan pikirannya ke 7 tahun silam saat menerima nilai lulus SMP.
Disebuah taman sekolah, dibawah pohon rindang terdapat tempat duduk yang memang disengaja sebagai sarana Murid untuk membuat inspirasinya disana, tapi saat itu Nissa duduk sendiri terdiam termenung melihat kolam yang berada didepannya “ca, apa kita akan berpisah secepat ini? Kenapa ayah kita harus pindah? Kenapa kita harus dipisahkan? Sedangkan aku sayang kamu ca, aku gak mau kehilangan sahabatku. Bagaimanapun kamu adalah orang yang paling bisa mengerti aku” Nissa terbawa dlam tangisan, tanpa disadari Reza(eca) ternyata sudah ada dibelakangnya mendengar Nissa berbicara. Reza pun mendekati NIssa duduk disampingnya dan memberikan sebuah kotak Biru kepada Nissa “nis, elo gak boleh nangis. Gua juga gak mau pisah sama sahabat kayak elo, yang baik sama gue, dan selalu riang. Gak gini, jadi cengeng cuman gara* perpisahan ini. Ayo dong nis, senyum. Ini hadiah gue buat elo, tolong jaga ini nis. Suatu saat nanti, saat Allah mengijinkan kita bertemu aku pengen kamu memakai benda yang ada didalam kotak ini, dan aku mau kamu menyimpannya. Kumohon nis. Jaga ini. Dan aku yakin secepat mungkin kita akan bertemu, don’t be sadly my dear. Aku sayang kamu melebihi apapun. Hentiin air matamu ini. Dan selamat tinggal nis gue harus take off siang ini. Jangan nangis lagi ya” ucap Reza yang menghapus air mata dipipinya “tapi ca, gue gak mau! Gue benci!” tangisan Nissa makin menjadi, dan Nissa pun masuk dalam pelukan Reza yang penuh kelembutan itu. “nis, secepatnya gue bakal nyusul dan balik jadi sahabat elo dibandung nanti :’) yakin nis. Sekarang hapus air mata lo!” ucap reza melepaskan pelukan Nissa “reza L gue sayang elo” Nissa mencoba untuk menghentikan tangisannya itu “gue gak sayang elo, tapi gue cinta elo” kata reza sambil mencium kening Nissa, dan reza pergi meninggalkan NIssa sendiri ditempat duduk itu, Nissa masih menangis sambil memegang kotak birunya itu.
Bipbipbip I'd wait on you forever and a day Hand and foot Your world is my world Yeah . BB Nissa bordering, membuat pikiran lama Nissa buyar , sembari menghapus air matanya Nissa menjawab Incoming Call from Jingga tersebut . “halo, kenapa ngga?” “nisa? Elo dimana? Gue cuman mau ngingetin hari ini kita ada praktek dirumah sakit Melati” “oh ya, aku gak lupa kok, jam 11 kan?” “iya nis, elo habis nangis ya?” “hha egak kok jingga, gue baik* aja” “ah boong lu nis, gue tau elo pasti keinget sama Reza sahabat kecil lo itu kan?”tebak Jingga “elo emang tau gue ya” “yaiyalah, udah 6 tahun kan Gue jadi temen lo? ya psti hafal. Emang kenapa lagi sih?” “nanti aja deh, gue bakal certain ke elo” “oke, see you dear” “ see you” pembicaraan itupun berakhir. Jam dinding meunjukkan pukul 09.30 , Nissa masih punya waktu untuk bersiapsiap menuju RSM, dia pun beranjak dari tempat duduknya mengembalikan benda dan kotak music itu ke dalam kotak. Senin adalah hari kedua Nissa praktek, Kini dia mendapat praktek pagi lagi. jam menunjukkan pukul 07.00 sedangkan dia praktek pukul 09.00, Nissa sangat gugup hari itu . Nissa pun masuk ke kamar mandi, membersihkan badannya.
Ya Nissa adalah mahasiswa kedokteran , di SMA di masuk kelas axelerasi jadi dri kelas satu dia lagsung loncat ke kelas 3, alhasil dia lulus lebih cepat, dan Karena otak yang genius dia menyelesaikan semester dengan cepat. Sekarang dia dan Jingga sedang mendapati tugas latihan di RSM , Nissa bagian anak* sedangkan Jingga bagian dalam/internist. Saat dia selesai mandi, dia langsung memakai Baju kemeja biru, celana panjang, dan tak lupa ikat pinggang kulitnya. Oh ya, kalung pemberian reza juga dia pake. Bagi Nissa kalung itu adalah kalung keberuntungan dimana setiap mengalami kesusahan dia selalu menggenggam kalung itu alhasil masalah yang dia rasa merasa terkurangi.
Waktu menunjukkan pukul 11.10, Nissa terlambat. Saat sampai Nissa langsung menuju ruangnya dan menemui anak* diruang tunggu, dan satu persatu pasiennya masuk. Jam 12.30 , praktek Nissa selesai lalu digantikan oleh rekannya. Nissa langsung saja menuju kantin, disana Jingga sudah menunggu. Sebelum sampai dikantin, tepatnya didepan ruang praktek Dr. Lucia, Nissa mendapati cowok yang dia temui tadi pagi. Nissa pun sembunyi dibalik tembok, mencoba mendengarkan pembeciraan Dr.Lucia dan cowok tersebut. “dok, apa sudah ada pendonor ginjal dok? Apa umur saya memang sudah tak lama lgi?” kata reza “maafkan dokter za, dokter sudah berusaha untuk mendapatkan pendonor ginjal. Tapi sampai sekarang belum ada yang mau mendonorkannya.” Dokter kecewa “lalu dok, bagaimana dengan keadaan sya? Saya akan bertahan brapa hari lagi dok?. Sungguh dok aku gak kuat dengan semua ini.” Reza menangis dihadapan dokter “Reza, sabar. Dokter akan usahakan lagi. Dokter akan mminta bantuan Dr.Jingga untuk mencarikan mu pendonor, sabar. Kamu harus yakin dan terus berdoa J” dokter meyakinkan “baiklah dok, aku akan sering* kesini untuk memeriksakan keadaanku” “iya za, hati-hati. Jangan sesekali kamu marah ataupun kelelahan itu akan membuat ginjalmu menjadi parah” ucap dokter itu memperingati. “iya dok, makasih. Saya pamit ya dok” Reza menjabat tangan dokter. Dari balik tembok Nissa kaget mendengar semua itu “Reza? Eca? What?! Gak mungkin dia sakit itu! Gak mungkin!” Nissa terjatuh disitu dia menangis pandangannya kosong. Saat Reza ingin pulang dia melihat Nissa yang tiba* bengong dan duduk bersandar dilantai , Reza pun menghampiri Nissa “Niss, elo kenapa?” Nissa tak menjawabnya “nissa” Reza melambaikan tangannya didepan muka Nissa, dari arah Kantin Jingga dating berlari, dia langsung menggoncangkan tubuh Nissa agar dia tersadar dan finally Nissa pun tersadar. Tatapan matanya lagsung tertuju pada reza “nama lo siapa?” Nissa tampak seperti orang bego “gue Reza, Aditya Reza Ramdhani .” Reza tersenyum “REZAAAAA!” Nissa sontak memeluk Reza, dan Jingga hanya bengong karena dia tak tahu apa yang sedang terjadi. “akhirnya elo tau gue siapa kan?” reza melepaskan pelukannya dan mengajak Nissa berdiri. “za, maafin gue. Sumpah gue gak tau kalo itu elo. Maafin gue udah bentak elo tadi, maafin gue za! Gue gak tahu!” Nissa menangis , karena dia ngerasa bersalah dengan Reza. Disisi lain JIngga masih saja terbengong melihat kejadian itu. “gakpapa Niss, gue juga minta maaf ya” ujar Reza sembari menghapus Air mata Nissa. “kalian kenapa sih? Gue gak paham deh” ucap Jingga “gue Reza, elo dokter Jingga kan? Senang bisa bertemu dengan anda dok” Reza menjabat tangan Jingga “iya. Jadi elo itu shabat kecilnya Nissa” “iya dok, Nissa itu sahabat kecil Reza, dan dia adlah calon ISTRI REZA !” ucap Reza sambil merangkul Nissa. Nissa dan Jingga yang mendengar itu sendiri terkejut “APA?!” ucap Jingga “maksud lo apaan za?!” Tanya Nissa. “gue mau elo jadi pelabuhan terakhir gue Nis. Elo mau kan?” Reza memandang mata Nissa penuh arti . “sorry za, gue gak bisa jawab sekarang” “oke , no problem. I'll wait until you can answer YES” Reza tersenyum. “okeoke sekarang mending gue balik ke keruangan gue aja deh. Makin gak paham gue” Jingga pergi meninggalkan Nissa dan Reza. “temen lo nis, dokter tapi lola haha. Ada*aja. Elo mau kemana?” “hha maklum, gue mau pulang. Elo?” “gue juga.” “yaudah elo pulang bareng gue aja ya za.” “oke, tapi biar gue yang bawa ya” “elo kan belum hafal jalan Bandung” “kata siapa cantik? Gue udah dibandung 4bulan lagi. Ya gue udah hafal lah” “Ha? 4bulan? Kok bisa?” Nissa kaget “ya bisa atuh neng.” “hha iya deh” Nissa makin bingung. “udah ah, masuk neng silahkan” “Reza mempersilahkan Nissa masuk. “terimakasih akang” Nissa tersenyum . Mereka pun pulang kerumah.
Malam harinya Reza sms Jingga , dia mendapat no hp Jingga dari dokter Lucia .
To: Jingga
Jingga, elo udah denger cerita ttg gue dari Dr.Lucia kan? Tolong ngga cariin gue pendonor ginjal dan tolong ngga jangan kasih tau ttg ini ke Nissa. Gue gak mau dia tahu. Mungkin kalo dia bakal tau, gue akan lebih milih menghindar dari dia, daripada dia harus ngeliat gue mati. Tolong jingga bantu gue! Tolong, gue mau elo cari donor buat gue, selama 7 tahun gue gak bahagia karena penyakit dan karena gak ada Nissa disamping gue, dan sekarang Gue bahagia Nissa udah ada disamping gue. Gue au bahagia ngga sama Nissa, gue pengen hidup lama. So, pliss ngga cariin gue pendonor. BIGTHANKS for you ngga! Tolong jangan kasih tau Nissa ttg ini.
REZA
Message send
*****
15 hari sudah setelah kejadian itu, Reza dan Nissa kembali seperti dulu, Jingga pun kini menjadi tempat curhat Reza sahabat barunya. Jingga masih berusaha buat mencari pendonor Ginjal buat Reza , setiap teman Jingga yang praktek diluar kota dan di luar negri dihubungi oleh Jingga , tapi nihil. Tidak ada ginjal yang cocok buat Reza. Jingga dan Dr.lucia sempat takut akan keadaan Reza yang semakin hari semakin memburuk tapi Reza selalu bisa menutupinya saat berada dekat Nissa. Bagi Reza kebahagiaan Nissa itu yang terpenting. Itulah sifat Reza, dia selalu mementingkan keadaan orang yang dia sayangi daripada Keadaan dia sendiri. Dan pada suatu hari saat Reza dan Nissa sedang jalan di tempat wisata daerah lembang. Reza hilang kendali, dia lemah, dan dia jatuh pingsan, mukanya pucat. Nissa yang saat itu ada disamping Reza sangat khawatir, detak jantung Reza semakin Kencang. Nissa takut terjadi apa* dengan Reza, Nisa pun akhirnya menelfon Ambulan RSM dan reza langsung dilarikan ke RS. Nissa hanya bisa menunggu diluar sambill menangis. Tak lama Jingga datang, dia memeluk Nissa, dan mencoba menenangkan Nissa. Jingga tak kuat dengan semua rahasia ini, tapi Jingga belum punya tekat untuk memberitahu Nissa. 30 menit Dokter Lucia memeriksa keadaan Reza didalam dan akhrnya Dr.Lucia keluar, dan langsung memanggil Jingga “dokter Jingga. Dokter Nissa sebaiknya anda tunggu disitu sebntar ya” Jingga langsung berlari ke arah Dokter Luci. “dok ada apa?” “Reza butuh pendonor secepatnya jika tidak nyawanya akan terancam” bisik mereka karena tak ingin diketahui oleh Nissa “tapi dok, belum ada ginjal yang cocok buat dia” Jingga semakin gelisah “yasudah terpaksa kita harus terima apa yang akan terjadi nanti, lebih baik kamu memberitahu Nissa ttg semua ini, agar dia tidak penasaran” “baik dok” dokter luci pergi meninggalkan mereka. “Nissa, elo harus tau ini. Jadi sebenernya Reza ………………” semuanya iya jelaskan, Nissa pun hanya bisa menangis dan diakhir cerita Nissa bilang “Jingga, bilang dokter Luci, gue mau Ginjal gue kasih buat donor Reza. Gue yakin ginjal gue cocok. Tolong ngga” Nissa memegang pundak Jingga “tapi Nis, elo kan belum dapet persetujuan dari orang tua lo?” Jingga memberi waktu Nissa untuk berpikir lagi. “gak ada waktu, udah operasi gue dulu ,dan slametin Reza. Ntar mama gue sms” tanpa pikir panjang Nissa langsung menuju kamar operasi dan meminta dokter Luci memndahlkan salah satu Ginjal Nisa ke Reza. Jingga yang berada diruang tunggu hanya bisa berdoa bersama keluarga Nissa dan Reza. Berharap operasi ini berhasil. 2 jam 3 jam , sampau akhirnya 4 jam 30 menit dokter keluar dengan muka senang. Mereka yang menunggu pun langsung berebut bertanya pada dokter . “dok gimana?” tanya mereka serempak “operasi ini berhasil, dan anak kalian selamat. Cuman” dokter menghentikan omongannya “cuman apa dok?” tanya Jingga “Nissa lemah, dia lemah sangat lemah. Jadi saya mohon kalian jangan berisik dan coba untuk berdoa dan semangatin Nissa” pinta dokter Lucia. “baik dok” mereka tersenyum bahagia. Dan mengucapkan “ALHAMDULILLAH” setelah operasi Reza dan Nissa dipindahkan kekamar rawat. Selama 4 hari Reza tak sadarkan diri dan akhirnya pada hari ke 5 dia sadar dan baru bnar* fit pada hari ke 6. Sedangkan Nissa dia koma selama 8 hari, selama 2 hari Reza selalu menemani Nissa, memegangi tanganny dan kalung ANGSA PUTIH tersebut. “gue kira elo udah buang ini kalung nis, ternyata enggak, kalung ini masih kelihatan indah, bersih, anggun, seperti kamu. Ku mohon Nis, bangunlah, gue mau elo jadi ANGSA PUTIH ini yang selalu tegar, dan selalu anggun Nis. Ku mohon bangun Nis” Genggaman Reza semakin erat, dan Reza menangis lagi, air mata Reza menetes ditangan Nissa dan “za, Reza gue sayng elo. Gue gak mau kehilangan elo lagi za” rintih suara Nissa yang sangat lirih. Reza mendengar itu, “Nissa, elo sadar. Alhamdulillah Terimaksih Tuhan” ucap Reza yang bangun dari tempat duduknya dan menciumi tangan Nissa. “za, gue sayang elo” kata Nissa lirih. “iya Nissa gue juga sayang elo” Reza berbisik ditelinga Nissa.
Seminggu setelah Reza dan Nissa dikeluarkan dari RSM mereka jadian, dan rencananya Reza akan melamar Nissa tanggal 20 mei bertepatan dengan hari lamaran Jingga dan Rafa. Ya Rafa adalah pacar Jingga selama 3 tahun setengah mereka berpacaran dan akhirnya mereka mantap akan pilihan tersebut .
*******
Sabtu, 14 maret 2003.
“rezaa, sakit” ucap Nissa sambil menarik baju Reza menahan kesakitan “sabar sayang, ikutin intruksi dokter ya. Tarik nafas terus keluarin. Ayoo sayang kamu pasti bisa Reza menyemngati” di ruang sebelah “Rafaa! Gue haus!aaaah sakit!” Jingga merintih kesakitan “iyaiya ini sayang minumnya. Sabar ya sayang, turutin kata dokter” Rafa meyakinkan Jingga. Setelah sejam berjuang didalam. Dari luar ruangan. “oweek,oweeek” terdengar jaritan bayi menangis. Ya, bayi Jingga dan Nissa telah lahir. Bayi Nissa bergender cowok sedangkan Bayi Jingga bergender cewek . bayi mereka lahir bebarengan pada jam yang sama dan tahun hari dan tanggal yang sama. Rafa dan Reza sebagai ayah bayi mungil itu sangat bahagia. Mereka pun memutuska untuk memberi nama cewek adalah Rahmadhania Risma Putri sedangkan yang cowok Bisma Ramadhan. Nissa dan jingga memberikan mereka kalung, ANGSA PUTIH milik Nissa dia kasihkan ke Risma, dan Gelang ANGSA PUTIH Jingga berikan ke Bisma . mereka berharap suatu saat nanti Bisma dan Risma bisa seperti Nissa dan Reza , maupun Jingga dengan Rafa. Mereka pun pulang ke Rumah dengan menggendong bayi masing* dan tentunya dengan persaan bahagia J
And Finally, HAPPY ENDING .Mama tau kalau sebenarnya Nissa tak mengenali cowok tersebut. Jadi Mama tetap diam dan purapura tidak tahu. Saking jengkelnya Nissa melihat sikap mama yang merespon cerita Nissa sepeti itu, Nissa makin kesal . dan dia berlari ke kamar, lalu mengambil Apple biru miliknya tersebut. Ya itulah Nissa saat dia sedang kesal, sedih, gembira, dia salurkan inspirasi dan seluruh unek*nya menjadi sebuah cerita yang dia ketik didalam Apple birunya tersebut. Dan mulailah dia mengetik, sembari mengetik pandangan dia sesekali tertuju pada kotak biru berukuran sedang tersebut. Nissa pun berjalan menuju benda tersebut dan dia mendapati kalun dan sebuah kotak music yang pernah diberi oleh sahabat kecilnya tersebut. NIssa menggenggam erat kalung itu dan membuka kotak music berwarna biru , Nissa memejamkan matanya mencoba untuk menghayati berapa berartinya kalung angsa putih itu baginya, dan mengembalikan pikirannya ke 7 tahun silam saat menerima nilai lulus SMP.
Disebuah taman sekolah, dibawah pohon rindang terdapat tempat duduk yang memang disengaja sebagai sarana Murid untuk membuat inspirasinya disana, tapi saat itu Nissa duduk sendiri terdiam termenung melihat kolam yang berada didepannya “ca, apa kita akan berpisah secepat ini? Kenapa ayah kita harus pindah? Kenapa kita harus dipisahkan? Sedangkan aku sayang kamu ca, aku gak mau kehilangan sahabatku. Bagaimanapun kamu adalah orang yang paling bisa mengerti aku” Nissa terbawa dlam tangisan, tanpa disadari Reza(eca) ternyata sudah ada dibelakangnya mendengar Nissa berbicara. Reza pun mendekati NIssa duduk disampingnya dan memberikan sebuah kotak Biru kepada Nissa “nis, elo gak boleh nangis. Gua juga gak mau pisah sama sahabat kayak elo, yang baik sama gue, dan selalu riang. Gak gini, jadi cengeng cuman gara* perpisahan ini. Ayo dong nis, senyum. Ini hadiah gue buat elo, tolong jaga ini nis. Suatu saat nanti, saat Allah mengijinkan kita bertemu aku pengen kamu memakai benda yang ada didalam kotak ini, dan aku mau kamu menyimpannya. Kumohon nis. Jaga ini. Dan aku yakin secepat mungkin kita akan bertemu, don’t be sadly my dear. Aku sayang kamu melebihi apapun. Hentiin air matamu ini. Dan selamat tinggal nis gue harus take off siang ini. Jangan nangis lagi ya” ucap Reza yang menghapus air mata dipipinya “tapi ca, gue gak mau! Gue benci!” tangisan Nissa makin menjadi, dan Nissa pun masuk dalam pelukan Reza yang penuh kelembutan itu. “nis, secepatnya gue bakal nyusul dan balik jadi sahabat elo dibandung nanti :’) yakin nis. Sekarang hapus air mata lo!” ucap reza melepaskan pelukan Nissa “reza L gue sayang elo” Nissa mencoba untuk menghentikan tangisannya itu “gue gak sayang elo, tapi gue cinta elo” kata reza sambil mencium kening Nissa, dan reza pergi meninggalkan NIssa sendiri ditempat duduk itu, Nissa masih menangis sambil memegang kotak birunya itu.
Bipbipbip I'd wait on you forever and a day Hand and foot Your world is my world Yeah . BB Nissa bordering, membuat pikiran lama Nissa buyar , sembari menghapus air matanya Nissa menjawab Incoming Call from Jingga tersebut . “halo, kenapa ngga?” “nisa? Elo dimana? Gue cuman mau ngingetin hari ini kita ada praktek dirumah sakit Melati” “oh ya, aku gak lupa kok, jam 11 kan?” “iya nis, elo habis nangis ya?” “hha egak kok jingga, gue baik* aja” “ah boong lu nis, gue tau elo pasti keinget sama Reza sahabat kecil lo itu kan?”tebak Jingga “elo emang tau gue ya” “yaiyalah, udah 6 tahun kan Gue jadi temen lo? ya psti hafal. Emang kenapa lagi sih?” “nanti aja deh, gue bakal certain ke elo” “oke, see you dear” “ see you” pembicaraan itupun berakhir. Jam dinding meunjukkan pukul 09.30 , Nissa masih punya waktu untuk bersiapsiap menuju RSM, dia pun beranjak dari tempat duduknya mengembalikan benda dan kotak music itu ke dalam kotak. Senin adalah hari kedua Nissa praktek, Kini dia mendapat praktek pagi lagi. jam menunjukkan pukul 07.00 sedangkan dia praktek pukul 09.00, Nissa sangat gugup hari itu . Nissa pun masuk ke kamar mandi, membersihkan badannya.
Ya Nissa adalah mahasiswa kedokteran , di SMA di masuk kelas axelerasi jadi dri kelas satu dia lagsung loncat ke kelas 3, alhasil dia lulus lebih cepat, dan Karena otak yang genius dia menyelesaikan semester dengan cepat. Sekarang dia dan Jingga sedang mendapati tugas latihan di RSM , Nissa bagian anak* sedangkan Jingga bagian dalam/internist. Saat dia selesai mandi, dia langsung memakai Baju kemeja biru, celana panjang, dan tak lupa ikat pinggang kulitnya. Oh ya, kalung pemberian reza juga dia pake. Bagi Nissa kalung itu adalah kalung keberuntungan dimana setiap mengalami kesusahan dia selalu menggenggam kalung itu alhasil masalah yang dia rasa merasa terkurangi.
Waktu menunjukkan pukul 11.10, Nissa terlambat. Saat sampai Nissa langsung menuju ruangnya dan menemui anak* diruang tunggu, dan satu persatu pasiennya masuk. Jam 12.30 , praktek Nissa selesai lalu digantikan oleh rekannya. Nissa langsung saja menuju kantin, disana Jingga sudah menunggu. Sebelum sampai dikantin, tepatnya didepan ruang praktek Dr. Lucia, Nissa mendapati cowok yang dia temui tadi pagi. Nissa pun sembunyi dibalik tembok, mencoba mendengarkan pembeciraan Dr.Lucia dan cowok tersebut. “dok, apa sudah ada pendonor ginjal dok? Apa umur saya memang sudah tak lama lgi?” kata reza “maafkan dokter za, dokter sudah berusaha untuk mendapatkan pendonor ginjal. Tapi sampai sekarang belum ada yang mau mendonorkannya.” Dokter kecewa “lalu dok, bagaimana dengan keadaan sya? Saya akan bertahan brapa hari lagi dok?. Sungguh dok aku gak kuat dengan semua ini.” Reza menangis dihadapan dokter “Reza, sabar. Dokter akan usahakan lagi. Dokter akan mminta bantuan Dr.Jingga untuk mencarikan mu pendonor, sabar. Kamu harus yakin dan terus berdoa J” dokter meyakinkan “baiklah dok, aku akan sering* kesini untuk memeriksakan keadaanku” “iya za, hati-hati. Jangan sesekali kamu marah ataupun kelelahan itu akan membuat ginjalmu menjadi parah” ucap dokter itu memperingati. “iya dok, makasih. Saya pamit ya dok” Reza menjabat tangan dokter. Dari balik tembok Nissa kaget mendengar semua itu “Reza? Eca? What?! Gak mungkin dia sakit itu! Gak mungkin!” Nissa terjatuh disitu dia menangis pandangannya kosong. Saat Reza ingin pulang dia melihat Nissa yang tiba* bengong dan duduk bersandar dilantai , Reza pun menghampiri Nissa “Niss, elo kenapa?” Nissa tak menjawabnya “nissa” Reza melambaikan tangannya didepan muka Nissa, dari arah Kantin Jingga dating berlari, dia langsung menggoncangkan tubuh Nissa agar dia tersadar dan finally Nissa pun tersadar. Tatapan matanya lagsung tertuju pada reza “nama lo siapa?” Nissa tampak seperti orang bego “gue Reza, Aditya Reza Ramdhani .” Reza tersenyum “REZAAAAA!” Nissa sontak memeluk Reza, dan Jingga hanya bengong karena dia tak tahu apa yang sedang terjadi. “akhirnya elo tau gue siapa kan?” reza melepaskan pelukannya dan mengajak Nissa berdiri. “za, maafin gue. Sumpah gue gak tau kalo itu elo. Maafin gue udah bentak elo tadi, maafin gue za! Gue gak tahu!” Nissa menangis , karena dia ngerasa bersalah dengan Reza. Disisi lain JIngga masih saja terbengong melihat kejadian itu. “gakpapa Niss, gue juga minta maaf ya” ujar Reza sembari menghapus Air mata Nissa. “kalian kenapa sih? Gue gak paham deh” ucap Jingga “gue Reza, elo dokter Jingga kan? Senang bisa bertemu dengan anda dok” Reza menjabat tangan Jingga “iya. Jadi elo itu shabat kecilnya Nissa” “iya dok, Nissa itu sahabat kecil Reza, dan dia adlah calon ISTRI REZA !” ucap Reza sambil merangkul Nissa. Nissa dan Jingga yang mendengar itu sendiri terkejut “APA?!” ucap Jingga “maksud lo apaan za?!” Tanya Nissa. “gue mau elo jadi pelabuhan terakhir gue Nis. Elo mau kan?” Reza memandang mata Nissa penuh arti . “sorry za, gue gak bisa jawab sekarang” “oke , no problem. I'll wait until you can answer YES” Reza tersenyum. “okeoke sekarang mending gue balik ke keruangan gue aja deh. Makin gak paham gue” Jingga pergi meninggalkan Nissa dan Reza. “temen lo nis, dokter tapi lola haha. Ada*aja. Elo mau kemana?” “hha maklum, gue mau pulang. Elo?” “gue juga.” “yaudah elo pulang bareng gue aja ya za.” “oke, tapi biar gue yang bawa ya” “elo kan belum hafal jalan Bandung” “kata siapa cantik? Gue udah dibandung 4bulan lagi. Ya gue udah hafal lah” “Ha? 4bulan? Kok bisa?” Nissa kaget “ya bisa atuh neng.” “hha iya deh” Nissa makin bingung. “udah ah, masuk neng silahkan” “Reza mempersilahkan Nissa masuk. “terimakasih akang” Nissa tersenyum . Mereka pun pulang kerumah.
Malam harinya Reza sms Jingga , dia mendapat no hp Jingga dari dokter Lucia .
To: Jingga
Jingga, elo udah denger cerita ttg gue dari Dr.Lucia kan? Tolong ngga cariin gue pendonor ginjal dan tolong ngga jangan kasih tau ttg ini ke Nissa. Gue gak mau dia tahu. Mungkin kalo dia bakal tau, gue akan lebih milih menghindar dari dia, daripada dia harus ngeliat gue mati. Tolong jingga bantu gue! Tolong, gue mau elo cari donor buat gue, selama 7 tahun gue gak bahagia karena penyakit dan karena gak ada Nissa disamping gue, dan sekarang Gue bahagia Nissa udah ada disamping gue. Gue au bahagia ngga sama Nissa, gue pengen hidup lama. So, pliss ngga cariin gue pendonor. BIGTHANKS for you ngga! Tolong jangan kasih tau Nissa ttg ini.
REZA
Message send
*****
15 hari sudah setelah kejadian itu, Reza dan Nissa kembali seperti dulu, Jingga pun kini menjadi tempat curhat Reza sahabat barunya. Jingga masih berusaha buat mencari pendonor Ginjal buat Reza , setiap teman Jingga yang praktek diluar kota dan di luar negri dihubungi oleh Jingga , tapi nihil. Tidak ada ginjal yang cocok buat Reza. Jingga dan Dr.lucia sempat takut akan keadaan Reza yang semakin hari semakin memburuk tapi Reza selalu bisa menutupinya saat berada dekat Nissa. Bagi Reza kebahagiaan Nissa itu yang terpenting. Itulah sifat Reza, dia selalu mementingkan keadaan orang yang dia sayangi daripada Keadaan dia sendiri. Dan pada suatu hari saat Reza dan Nissa sedang jalan di tempat wisata daerah lembang. Reza hilang kendali, dia lemah, dan dia jatuh pingsan, mukanya pucat. Nissa yang saat itu ada disamping Reza sangat khawatir, detak jantung Reza semakin Kencang. Nissa takut terjadi apa* dengan Reza, Nisa pun akhirnya menelfon Ambulan RSM dan reza langsung dilarikan ke RS. Nissa hanya bisa menunggu diluar sambill menangis. Tak lama Jingga datang, dia memeluk Nissa, dan mencoba menenangkan Nissa. Jingga tak kuat dengan semua rahasia ini, tapi Jingga belum punya tekat untuk memberitahu Nissa. 30 menit Dokter Lucia memeriksa keadaan Reza didalam dan akhrnya Dr.Lucia keluar, dan langsung memanggil Jingga “dokter Jingga. Dokter Nissa sebaiknya anda tunggu disitu sebntar ya” Jingga langsung berlari ke arah Dokter Luci. “dok ada apa?” “Reza butuh pendonor secepatnya jika tidak nyawanya akan terancam” bisik mereka karena tak ingin diketahui oleh Nissa “tapi dok, belum ada ginjal yang cocok buat dia” Jingga semakin gelisah “yasudah terpaksa kita harus terima apa yang akan terjadi nanti, lebih baik kamu memberitahu Nissa ttg semua ini, agar dia tidak penasaran” “baik dok” dokter luci pergi meninggalkan mereka. “Nissa, elo harus tau ini. Jadi sebenernya Reza ………………” semuanya iya jelaskan, Nissa pun hanya bisa menangis dan diakhir cerita Nissa bilang “Jingga, bilang dokter Luci, gue mau Ginjal gue kasih buat donor Reza. Gue yakin ginjal gue cocok. Tolong ngga” Nissa memegang pundak Jingga “tapi Nis, elo kan belum dapet persetujuan dari orang tua lo?” Jingga memberi waktu Nissa untuk berpikir lagi. “gak ada waktu, udah operasi gue dulu ,dan slametin Reza. Ntar mama gue sms” tanpa pikir panjang Nissa langsung menuju kamar operasi dan meminta dokter Luci memndahlkan salah satu Ginjal Nisa ke Reza. Jingga yang berada diruang tunggu hanya bisa berdoa bersama keluarga Nissa dan Reza. Berharap operasi ini berhasil. 2 jam 3 jam , sampau akhirnya 4 jam 30 menit dokter keluar dengan muka senang. Mereka yang menunggu pun langsung berebut bertanya pada dokter . “dok gimana?” tanya mereka serempak “operasi ini berhasil, dan anak kalian selamat. Cuman” dokter menghentikan omongannya “cuman apa dok?” tanya Jingga “Nissa lemah, dia lemah sangat lemah. Jadi saya mohon kalian jangan berisik dan coba untuk berdoa dan semangatin Nissa” pinta dokter Lucia. “baik dok” mereka tersenyum bahagia. Dan mengucapkan “ALHAMDULILLAH” setelah operasi Reza dan Nissa dipindahkan kekamar rawat. Selama 4 hari Reza tak sadarkan diri dan akhirnya pada hari ke 5 dia sadar dan baru bnar* fit pada hari ke 6. Sedangkan Nissa dia koma selama 8 hari, selama 2 hari Reza selalu menemani Nissa, memegangi tanganny dan kalung ANGSA PUTIH tersebut. “gue kira elo udah buang ini kalung nis, ternyata enggak, kalung ini masih kelihatan indah, bersih, anggun, seperti kamu. Ku mohon Nis, bangunlah, gue mau elo jadi ANGSA PUTIH ini yang selalu tegar, dan selalu anggun Nis. Ku mohon bangun Nis” Genggaman Reza semakin erat, dan Reza menangis lagi, air mata Reza menetes ditangan Nissa dan “za, Reza gue sayng elo. Gue gak mau kehilangan elo lagi za” rintih suara Nissa yang sangat lirih. Reza mendengar itu, “Nissa, elo sadar. Alhamdulillah Terimaksih Tuhan” ucap Reza yang bangun dari tempat duduknya dan menciumi tangan Nissa. “za, gue sayang elo” kata Nissa lirih. “iya Nissa gue juga sayang elo” Reza berbisik ditelinga Nissa.
Seminggu setelah Reza dan Nissa dikeluarkan dari RSM mereka jadian, dan rencananya Reza akan melamar Nissa tanggal 20 mei bertepatan dengan hari lamaran Jingga dan Rafa. Ya Rafa adalah pacar Jingga selama 3 tahun setengah mereka berpacaran dan akhirnya mereka mantap akan pilihan tersebut .
*******
Sabtu, 14 maret 2003.
“rezaa, sakit” ucap Nissa sambil menarik baju Reza menahan kesakitan “sabar sayang, ikutin intruksi dokter ya. Tarik nafas terus keluarin. Ayoo sayang kamu pasti bisa Reza menyemngati” di ruang sebelah “Rafaa! Gue haus!aaaah sakit!” Jingga merintih kesakitan “iyaiya ini sayang minumnya. Sabar ya sayang, turutin kata dokter” Rafa meyakinkan Jingga. Setelah sejam berjuang didalam. Dari luar ruangan. “oweek,oweeek” terdengar jaritan bayi menangis. Ya, bayi Jingga dan Nissa telah lahir. Bayi Nissa bergender cowok sedangkan Bayi Jingga bergender cewek . bayi mereka lahir bebarengan pada jam yang sama dan tahun hari dan tanggal yang sama. Rafa dan Reza sebagai ayah bayi mungil itu sangat bahagia. Mereka pun memutuska untuk memberi nama cewek adalah Rahmadhania Risma Putri sedangkan yang cowok Bisma Ramadhan. Nissa dan jingga memberikan mereka kalung, ANGSA PUTIH milik Nissa dia kasihkan ke Risma, dan Gelang ANGSA PUTIH Jingga berikan ke Bisma . mereka berharap suatu saat nanti Bisma dan Risma bisa seperti Nissa dan Reza , maupun Jingga dengan Rafa. Mereka pun pulang ke Rumah dengan menggendong bayi masing* dan tentunya dengan persaan bahagia J