“fiska, jangan pergi dulu. Ini hanyalah salah paham. Tolong dengerin gue fis. Tolong” teriak Kyky sembari mengejar Fiska. Tetapi Fiska hilang begitu saja di koridor Sekolah Pelita Harapan yang ramai dengan murid2 SMA tersebut. “Fiska Pratiwi, maafin gue. Maaf bukan maksud gue untuk nyakitin hati lo. maafin gue Fis” hati Kyky berbicara. Suasana sekolah saat itu sangat ramai karena hari itu adalah hari ulang tahun SMA PELITA HARAPAN. Karena kyky tak tahu harus mengejar Fiska kemana, Kykypun kembali ke ruang OSIS.
Di Taman belakang pelita harapan terlihat Fiska, gadis manis dan berkepribadian baik sedang menangis tersedusedu, dibangku yang tersedia diTaman. “gue gak nyangka elo berani meluk cewek lain dihadapin gue. Elo BERENGSEK ky! BERENGSEK!” teriak Fiska. Tak jauh dari tempat Fiska menangis, Rio sahabat Fiska sedang berdiri dibelakang pohon nan rindang itu, melihat sahabatnya itu menangis. “AAAAAAAAAAAAAAAA! Gue benci elo ky! Gue benci!” teriakan Fiska terdengar lagi, dan isak tangisnya kini terdengar lebih jelas. Karena Rio tak tega melihat sahabatnya itu menangis Rio pun datang mendekati Fiska. “fiska, ..” sapa Rio dengan menepuk pundak Fiska. Tetapi Fiska tidak menoleh malah tangisannya makin menjadi. Rio semakin tidak kuat melihat Fiska seperti itu, akhirnya Rio duduk disebelah Fiska dan memegangi tanganny dan mencoba menenanginya “Fiska, elo gak boleh nangis, elo gak boleh gini. Gue gak tega kalo harus ngeliat sahabat gue sendiri sedih. Ada apa Fiska? Gue ada, bahkan selalu ada buat dengerin cerita lo” ucap Rio . “Rio L kyky, dia BERENGSEEEK L” sambil memeluk Rio. Rio pun membalasnya dengan penuh kelembutan dan mengelus punggung Fiska “fiska, elo gak boleh ngatain dia gitu. Dia sebenarnya gak gitu fis. Gue yakin dia gak sejahat yang lo fikirin. Percaya sama gue fis, mungkin itu gak sengaja fis. Elo gak boleh berpikiran negative dulu. Elo sama dia udah pacaran hampir 4 tahun. Elo gak boleh segampang ini percaya dengan cewek tadi. elo salah liat fis. Kyky gak kayak gitu. Gue yakin fis. Sekarang elo tenangin diri lo dulu. Jangan sambil emosi fis. Gue gak tega L” ucap Rio . “tapi yo, gue ngelihat dengan …..” belum sempat Fiska lanjutkan perkataannya telah diputus oleh Rio “sudah fis, gue yakin elo salah lihat. Skrg ayo gue anter elo kekelas, jangan nangis lagi ya fis J gue paling gak suka ngeliat temen gue nangis kayak gini :’). Ayo J” “rio, makasih ya elo udah ada buat gue ;’)” kata Fiska. Mereka pun berjalan menuju kelas Fiska yang juga sekelas dengan Rio dan juga Kyky .
“fiska, maafin tentang tadi itu gak seperti yang elo kira fis” ucap Kyky saat melihat Fiska masuk kelas. “sudahlah ky, gue pusing, gue mau pulang aja.” Jawab Fiska. “kalau gitu biar gue anter ya J” Kyky langsung mengambil kunci mobilnya “hm , gak usah biar gue sama Rio aja ky. Elo kan lagi sibuk buat acara nanti sore. Permaslahan ini lupain aja” ucap Fiska ketus. “tapi fis….” “udahlah, ayo Rio kita pulang” Fiska pun pergi menggandeng Rio .
“fis, kita mau kemana? Kok gak langsung pulang? Katanya lo pusing?” Tanya Rio. “anterin gue ke makam kakak gue yo” jawab Fiska . “oke, gue ngebut aja ya. Pegangan ya fis” .
Sesampainya dimakam, Fiska langsung berlari menuju rumah milik almarhum kakaknya Erik Yudha DP. Rio pun mengikuti Fiska dari belakang. “kak, gimana kabarnya? Fiska dateng bawain bunga buat kakak. Ini tadi Fiska beli ditoko bunga yang dulu sering kakak datengin. Kak, Fiska kangen kakak. Fiska ngerasa kesepian kak. Fiska takut kak, fiska sedih kak. Dan tanpa kakak Fiska gatau harus cerita pada siapa ttg mama,papa,adik, dan kisah Fiska kak. Kakak tahu gak ………” Fiska bercerita panjang lebar didepan nisan milik kakaknya tersebut. Fiska sangat menyayangi kakaknya itu, bagi dia Erik adalah segalanya. Tetapi Erik begitu cepat dipanggil oleh Tuhan 2 tahun yang lalu karena kecelakaan, dan karena itu Fiska sempat setengah bulan tidak masuk sekolah karena masih shock dengan kejadian itu. Tetapi kini kejadian itu hanyalah kenangan, Fiska berhasil membangun semangatnya kembali karena adanya Rio, sahabat yang selalu ada buat Fiska. Sepulang sekolah Rio selalu datang kerumah Fiska hanya untuk menghiburnya, membawa komik dan novel kesukaanya dan juga bercerita ttg kejadian lucu disekolah, fiska pun berhasil tertawa kembali. Dan mencoba menerima semua itu.
Sudah hampir 2 jam Fiska berada disana, tanpa merasa bosan dan jenuh Rio terus menemani Fiska dan ikut bercerita. Dan ya, senyum Fiska kembali mengembang J. Tepat pukul 15.00 Fiska sampai dirumah diantar oleh Rio. “Rio, jangan pulang dulu. Ayo masuk sini, kemarin aku baru saja membeli biola. Maukah kah menjadi teman yang pertama kali melihatku memainkannya?” Tanya Fiska penuh semangat. “tentu Fiska, apapun itu, aku akan selalu menganggukan kepala :)” jawab Rio. Rio pun masuk dan duduk diruang gazebo yang berada dihalaman depan rumah Fiska. Sembari menunggu Fiska mandi dan mengambil Biolanya, Rio mulai menulis kata demi kata di buku Biru miliknya. Yang selalu dia bawa kemanamana. Dan hanya Rio yang mampu membuka buku Biru bergambarkan kuda putih cantik didepannya. Hampir sejam Rio menunggu, dan selama itulah dia mampu menulis 4 sampai 8 lembar kertas. Entah apa yang ditulisnya. Tiba-tiba Fiska datang membawa biola dan minuman untuk Rio “maaf yo, menunggu lama. Taulah aku gimana kalau mandi. Hehe. Sekarang dengerin ya J” “iya nona, saya akan mendengarkan jari jemari anda memainkan biola nan indah itu J” Fiska pun mulai memainkan Biolanya, dia memainkan lagu*I Wanna Be with you-Mandy moore* Fiska sangat menghayati permainan biolanya tersebut, sama saja dengan Rio.
“bagaimana?” Tanya Fiska. “sangat indah nona J dapatkah aku mendengarnya lagi besok?” jawab Rio. “aduh jadi malu saya. Haha tapi bayar ya :p” canda Fiska . “berapapun yang nona mau akan saya berikan. Asalkan saya masih bisa mendengar permainan biola nona J” ucap Rio dengan memajang muka cubangetnya tersebut . “ahhaha kamu yo, udahdeh. Besok gue main kerumah elo deh. Nanti gue mainin lagi buat elo” “baik nona, pintu rumah saya selalu terbuka untuk nona” “RIOOOOOOOOOOO. Udahdeh. Udah gih sanah pulang, udah sore banget nih. Ntar elo kemaleman lagi nyampe rumah. Udah sana pulang!” perintah Fiska dengan Gaya yg dia pakai untuk menyuruh adiknya belajar. “iyaaaa non. Galak amat sih -.- main usir aja lagi. Udah dianter bukannya terimakasih malah langsung usir aja. Udah ah gak bala gue mah!” Rio memanyunkan bibirnya “ididih ada yang ngambek. Yaudah BODO gue mau masuk! Week” “ih meni jahat pisan. Iya deh gue pulang. Jangan lupa ya besok main, dan jangan nangis lagi ya NONAAA” teriak Rio mendekati motornya. “iya PENGAWAL! Hahaha” teriak Fiska didepan pintunya. “HATIHATI yo” teriak Fiska lagi. Riopun hanya membalas dengan klackson motor gedenya tersebut.
Sebelum kembali kerumah, Rio memutuskan untuk membeli beberapa buku untuk tugas BIOLOGInya besok. Setelah membayar, dia keluar toko dan melihat Kyky dan kawan2nya diseberang Toko tersebut. Ternyata, bukan hanya mereka melainkan ada Gigi,Rani dan juga Sisca. bukan itu masalahnya melainkan. Kyky dengan Rani. Mereka memegang putung rokok dan saling merangkul, dan Rani menggoda kyky. Kyky bukannya menjauh malah membalas menggoda. Rio yang meilhat pacar sahabatnya tersebut melakukan tindakan seperti itu jelas tak terima, lalu dia meninggalkan bukunya dan mengampiri Kyky and the gank “heh! Cowok berengsek! Elo tuh udah punya cewek. Ngapain elo disini rangkul2 cewek lain? Elo gak mikir apa sama cewek lo? emang berengsek lo!” dan terjadilah perkelahian antara Rio dan Kyky. “asal lo tahu ya Rio! Gue cuman ngambil harta dia doang! Lagian siapa juga yg suka sama cewek cengeng polos gitu? Ih males gue! Kalau elo mau ambil aja! Gue udah punya Rani, yg bisa gue apain aja! Haha” ucap Kyky sambil mencoba untuk berdiri. “BERENGSEK lo ky!” ujar Rio. Rio yang makin memanas makin pula dia mengeluarkan pukulan2nya. Dan pada akhirnya warga sekitar melerai mereka. “AN**** lo yo! Gue gak butuh fiska! F I S K A! “ teriak Kyky. Rio yg kesal akhirnya tidak menggubris perkataan itu dan pulang kerumah dengan wajah babak belur dan darah yang terus keluar dari hidungnya.
Tiiintiiin. Klakson motornya berbunyi untuk memberi isyarat pada orang rumah bahwa dia telah pulang. Kakaknya Jessy pun keluar, untuk mengeceknya. Dan dia mendapati adik semata wayangnya lemas dan babak belur. Jessy pun langsung membopoh Rio masuk kekamar. Membaringkannya dan mengompres luka2 itu. “dek, kamu kenapa lagi? Kenapa gini? Dek, kamu jangan lemah ya. Kakak gak mau kejadian minggu lalu terulang” ucap Jessy, sembari mengobati luka Rio. “kak, Rio minta maaf atas kelakuan rio selama ini.” Rio pucat,lemas, dan demamnya meninggi. Jessi lah yg malam itu setia menunggu dan mengobati adiknya dengan tangisan dan doadoa yang dia panjatkan untuk kesehatan adiknya. Sampai2 dia tertidur disamping Rio.
Tengah malam Rio terbangun, dan berdiri tertatihtatih mengambil buku biru tersebut ditasnya. Mengambil pena hitam dan mulai menuliskan kata demi kata. Malam itu dia habiskan untuk menghabiskan lembaran lembaran buku tersebut dengan tulisan2nya. Sampai pagi menjelang buku itu telah selesai Rio isi, dan kini Rio bisa tertidur dengan tenang.
Jessy menghantar Rio untuk mengecek keadaanya diRumah Sakit Cipto. Rio langsung dilarikan ke UGD karena demam dan pendarahan yang keluar dari hidungnya tak kunjung mereda. “dokter, tolong usahakan yg terbaik untuk adik saya. Dia mempunyai pembengkakan pembuluh darah dok sebelumnya. Dan saya takut skrg pembuluh darah itu sudah pecah dok. Tolong bantu dok” ucap Jessy. “saya akan usahakan” kata dokter tersebut. Riopun mulai dipasangi oksigen, infuse, dan perlatan medis yg lain. Denyut jantungnya kini melemah, dan tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit. Rio meninggalkan dunia pagi itu juga pukul 08.30 dan dikebumikan pukul 13.30 .
“loh kok, banyak kursi diluar. Ada bendera juga. Ada apa ya?” kata Fiska. Jessy berjalan perlahan menuju pintu rumah Rio sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. “assalamualaikum, Riooo” panggil Fiska. Tak ada orang yang menyaut “Rioooooo. Assalamualaikum. Kak Jessy, kak Jess…” tibatiba ada yang menepuk bahunya “dik” “eh iya, astaughfiruloh ibu. Mengagetkan saya saja J oh ya bu saya ingin Tanya. Orang yang punya rumah ini kemana bu? Kok banyak kursi diluar tapi tidak ada orang?” “loh? Adik tidak tahu? Mereka semua pergi kekuburan Cimanggis dik.” Jelas Ibu itu “kemakam ibunya Rio bu?” “bukan, nak. Sebaiknya kamu datang saja kesana J kamu pasti akan tahu.” Ibu itu member saran “ibuu, ini tidak ada sangkut pautnya dengan Rio bukan? Ibu, saya takut!” jawab Fiska yang hampir tak kuat untuk berdiri “eh nak, sudah ayo ibu panggilkan taksi untuk kamu” . Ibu itu pun mengantarkan Fiska sampai Taksi, dan Fiska pergi kepemakaman.
sesampainya dipemakaman Fiska langsung berlari dengan tas biolanya, menuju tempat keramaian. “Rio, elo gak papa! Elo gak pergi kan!” Teriak Fiska dalam hati. “Rio, Rio, kak JEssy” teriak Fiska dalam keremunan. “mba, ada apa mba?” kata salah satu lelaki disitu. “mana Rio?” “Rio? Ini bukan kuburan Rio mba, ini kuburan Pakdhe saya” jelas lelaki itu “oh sungguh mas? Maafkan saya” Fiska pergi dari makam itu tapi ditengah langkah” kakinya itu, terdengar suara yang tak asing bagi Fiska “Fiska, fis…” teriak empunya suara itu .. Fiska menoleh dan ternyata itu adalah “kak jessy, ngapain kakak disini? Tadi aku kerumah kakak dan aku pengen bertemu dengan…..” “Fiska, ayo ikut kakak” Jessy menggandeng tangan halus mungil milik Fiska itu.
sesampainya dipemakaman Fiska langsung berlari dengan tas biolanya, menuju tempat keramaian. “Rio, elo gak papa! Elo gak pergi kan!” Teriak Fiska dalam hati. “Rio, Rio, kak JEssy” teriak Fiska dalam keremunan. “mba, ada apa mba?” kata salah satu lelaki disitu. “mana Rio?” “Rio? Ini bukan kuburan Rio mba, ini kuburan Pakdhe saya” jelas lelaki itu “oh sungguh mas? Maafkan saya” Fiska pergi dari makam itu tapi ditengah langkah” kakinya itu, terdengar suara yang tak asing bagi Fiska “Fiska, fis…” teriak empunya suara itu .. Fiska menoleh dan ternyata itu adalah “kak jessy, ngapain kakak disini? Tadi aku kerumah kakak dan aku pengen bertemu dengan…..” “Fiska, ayo ikut kakak” Jessy menggandeng tangan halus mungil milik Fiska itu.
“fiska, ini buku untuk kamu. Itu adalah buku yang ditulis oleh Rio untuk kamu. Dan ini sekarang rumah Rio” kata Jessy sembari menunjukkan kuburan milik Rio. “kak! Rio gak mungkin secepat itu pergi. Dia baru saja kemarin bercanda denganku kak. Tapi kenapa begini?” Fiska terjatuh diatas kuburan Rio “Fiska! Kamu gak boleh nangis. Tolong! Rio tidak suka melihat kamu menangisi apapun jika berada didekatnya. Fiska, apa kau lupa akan hal itu? Fiska ayo bangun! Aku akan ninggalin kamu disini berdua dengan kuburan Rio. Kakak tahu kamu pasti ingin bercerita banyak dengan Rio. Jangan menangis, kumohon Fis. Jangan menangis, dan jika kau butuh kakak. Silahkan telfon kakak” kata Jessy
Fiska duduk disebelah kuburan itu dan bengon melihat nama Rio yang terukir indah di Nisan itu. “Rio, kenapa kau kejam? Kenapa kau pergi meninggalkan sahabatmu ini sendiri? Rio. Hari ini aku kehilangan semuanya. Kamu dan si brengsek Kyky. Kami putus Rio, dan sekarang aku harus bercerita dengan siapa? Rio, common bangun!” Fiska terus memukul kesal tanah kuburan itu, menahan tangisannya. “oke, aku tidak akan menangis. Demi kamu, my heroes! J aku punya sebuah lagu untukmu Rio, kemarin aku sudah berjanji akan memainkan biolaku lagi didepanmu. Dan dengarlah Riooo” jari jemari manisnya mulai menggesek dan memainkan biola itu, dengan indah dan dengan suaranya yang indah. Dia menyanyikan acoustic version Only you milik 2PM. Salah satu lagu kesukaan mereka. Sore hampir berganti malam, Fiska pun berhenti memainkan biolanya “Rio, aku akan pulang. Semoga nanti malam kita bisa bertemu dengan hanya sekedar salam perpisahan J Rio, you know what? Maybe, I love you, and I”ll miss you. I can thingking about you, everytime, everyday, J good bye my besties. Aku akan merawat makam ini J”
Malam datang, Fiska baru sampai diRumah, dengan pakain penuh tanah dan muka kucel. “fiska, kau kenapa? Jatuh? Atau habis berantem?” Tanya mama Fiska “Rio meninggal mam, Fiska mau kekamar dulu” jawab Fiska dengan singkat, tidak dengan muka sedih juga, dia member senyum pada mamanya. Mama yang mendengar itu langsung menelfon kekediaman Rio Nanda Dinka Pratama Samfuedy tersebut.
Selama semalaman Fiska berada dikamar dan terdiam dalam hening membaca buku yang diberikan kak Jessy. Esok harinya, Fiska bangun pagi-pagi dan izin kepada Ibunya untuk pergi. Mama sempat bertanya ingin pergi kemana, tapi Fiska hanya tersenyum. Dan sejak beberapa bulan yang lalu dia tak mau menggunakan mobil hadiah yg diberikan kakaknya itu, kini dia memakainya.
Fiska membawa mobilnya ketempat kumuh, sangat kumuh. Rumah penduduk yang tak layak pakai gampang dijumpai didaerah ini. Tiba-tiba ada gerombolan bocah-bocah yang sedang bermain disekitar tempat Fiska berdiri. “Pipiiiit, Fayooo, Ujaaaaaaaaaang” teriak Fiska “kakak……….” Teriak ketiga anak itu. Mereka pun berpelukan-belpelukan mirip teletubbies- “kakak, kok baru dateng sih? Kemana aja? Kita kangen sama kakak :c” kata Fayo. “maaf, ini kakak bawain mainan, baju, sama makanan, buat kalian sama temen-temen kalian yang lain. Jangan rebutan yah J” “Hhoreeeeee” koor anak-anak itu terdengar . “Rio, aku ada disini untuk mengenang masa-masa kita saat berbagi bersama disini. Semoga mereka bisa menjadi apa yang kita harapkan dulu. Rio, disini juga aku akan menjawab bahwa aku juga mencintaimuJ sampai bertemu disurga Rio J. Tangisan ini akan selalu ku tutupi dengan Senyuman manis yang selalu kau ajarkan J I’ll miss you J” batin Fiska berbicara . “hey Fayo, ujaanng udah jangan berebut ayoo makan sekarang” “iya kakaka” jawab mereka.
Dan kini tangisan dan kesedihan yang selalu hadir didalam diri Fiska lama kelamaan menghilang dan Fiska berubah. Fiska kini menjadi anak yang periang, murah senyum, dan kini Fiska mempunyai panti Senyum Ceria. Untuk menampung anak-anak jalanan dan mereka yang tuna wisma. “Rio, aku begini karenamu. Semoga kita cepat bertemu, dan bersama diSurga nanti” batin Fiska berbicara lagi ~
Dan inilah akhir dari cerita Fiska, kurang lebihnya saya minta maaf J wassalamualaikum wr.wb J salam manis Indah J
* J = :) , L = :(